Untuk mendapatkan maklumat terkini, ikuti kami melalui Telegram
Langgan SekarangKarya: Raidhatul Amni
Ribuan titisan meluncur ke bumi,
memaksa sang awan membasahi pertiwi,
ini rasa kerapuhan jiwa,
getir bak hempedu ,
perit laksana api,
asmara dan harapan telah aku serahkan,
kaupergi meninggalkan tanpa sebarang titipan.
Wahai pujaan hati,
jika tidak mampu menelan kehinaan,
mengapa sayang kausemaikan,
mengapa harus harapankau taburkan,
tatkala benih-benih cinta mulai
mekar di lubuk atma.
Luka di dada bukan dicipta oleh kalbu yang didustakan,
tetapi oleh rasa yang lelah untuk dilepaskan.
Semesta ini terlalu zalim untuk aku yang pemaaf,
kumula sedar akan kekhilafan,
bukan kau yang menikam,
tapi dambamu yang meleburkan kalbuku.
Kini aku celik daripada dunia ilusi,
setidaknya pernah berjuang dengan kesabaran,
sebelum pergi mundur kerana ke sandaran,
dek nurani sudah mulai hening,
umpama pelangi hilang warna.